Spiritualitas Pada Era Modern

Spiritualitas Pada Era Modern – Urgensi Spiritualitas pada zaman modern dikutip dari buku yang ditulis oleh Ali A.Allawi dalam bukunya Krisis Peradaban Islam, spiritualitas menurun disebabkan adanya kepentingan politik yang menyebabkan terkikisnya nilai-nilai moral diera modern ini.

Krisis spiritualitas juga dikarenakan beberapa masyarakat menolak agama resmi. Mereka menganggap agama resmi itu hanya dipenuhi dengan kemunafikan, yang mana seharusnya membimbing atau pun membawa kejalan yang benar namun malah menyesatkan dan seakan-akan memperbudak mereka atas nama agama terhadap diri mereka. Hal ini yang menyebabkan beberapa dari mereka tak peduli akan aspek spiritualitas pada diri mereka dan sebagian dari mereka bahkan ada yang berterus terang bahwa mereka tidak mempercayai adanya Tuhan. http://162.214.145.87/

Sebagian dari masyarakat Barat tampaknya telah menerima sebuah pengaruh sekularisme sehingga menyebabkan mereka kurang tertarik untuk terikat dengan yang namanya agama dan mereka lebih mengandalkan logika untuk memecahkan masalah yang dihadapi mereka. Karena itu lah mereka tidak tertarik dengan agama, ketuhanan, dan lain sebagainya sebab mereka menganggap hal tersebut bukan hal yang diperlukan dalam menjalani kehidupan di dunia. Bagi mereka dengan mengandalkan logika sudah dapat membantu mereka dalam memecahkan ataupun mengatasi berbagai masalah yang mereka hadapi walaupun mereka tidak mempercayai akan keberadaan Tuhan.

Dalam jurnal yang ditulis oleh Sofa  Muthohar, secara alamiah manusia itu bagian dari Tuhan, jika manusia melupakan-Nya maka akan terjadi adanya ketidak seimbangan dalam diri manusia tersebut dan juga ketidak seimbangan dengan jagat raya dan penciptanya. Dapat didefinisikan bahwa manusia juga membutuhkan pengetahuan akan spiritualitas mereka terhadap Tuhan untuk memberikan adanya keseimbangan di dalam dirinya dengan penciptanya. Mempunyai pengetahuan akan spiritualitas dan juga melaksanakan nya dalam kehidupan akan memunculkan sikap baik kepada dirinya sendiri maupun terhadap orang lain secara fisik maupun non-fisik.

Perkembangan Spiritualitas di Era Modern

Menurut August Comte, semakin modern sebuah masyarakat maka agama pun seharusnya semakin ditinggalkan. Akan tetapi pada kenyataannya pendapat tersebut tidak sepenuhnya benar, sebab semakin modern nya sebuah masyarakat justru menjadikan mereka orang-orang yang haus akan sebuah nilai-nilai spiritualitas bagi diri mereka. Spiritualitas nyatanya tak hanya selalu mempunyai kaitan dengan agama dan Tuhan saja, akan tetapi spiritualitas juga sebagai berfungsi sebagai pelarian kejiwaan, obsesi maupun kebutuhan rohani sesaat bagi beberapa orang dari mereka. Rasa keingin tahuan mereka terhadap spiritualitas cuma mereka gunakan sebagai pemecah sebuah masalah yang tidak dapat mereka hadapi hanya dengan sebuah rasio namun memerlukan pengetahuan mereka terhadap sebuah spiritualitas mereka.

Tingginya gairah terhadap dunia spiritualitas tak dapat dilepaskan dari kontruksi modernitas. Modernitas juga menawarkan kehidupan yang mewah dan kemudahan hidup bagi manusia, akan tetapi kehidupan seperti ini justru yang membuat manusia seakan-akan kehilangan arah dan tujuan akan spiritualitas dalam hidup mereka. Modernitas juga membuat mereka akhirnya haus akan sebuah spiritualitas dalam diri mereka, karena kurangnya pengetahuan tentang spiritualitas akan membuat mereka merasa ada yang kurang dalam diri mereka. Mereka seperti tak menemukan kepuasan dalam diri mereka karna kurangnya spiritualitas di diri mereka meskipun mereka memiliki kehidupan yang dipenuhi akan sebuah kemewahan yang begitu melimpah dan seakan memiliki kehidupan yang mudah.

Arnold Toynbee menyatakan bahwa modernitas lebih mempunyai kaitan dengan era, modernitas sudah dimulai semenjak abad ke 15. Pada abad ini orang-orang Barat hanya berterima kasih kepada diri mereka sendiri disaat mereka telah berhasil dalam mengatasi sebuah masalah yang mereka hadapi terhadap gereja dan berani menolak sebuah kekuasaan yang dimiliki oleh gereja.

Mereka tidak berterima kasih kepada Tuhan, karena bagi mereka itu adalah usaha dan keberanian mereka sendiri maka dari itulah mereka berterima kasih terhadap diri mereka sendiri dan tidak perlu berterima kasih kepada Tuhan. Sementara Anthony Giddens memaknai realitas modernitas ialah sebagai sebuah pola hidup sosial atau sebuah organisasi masyarakat manusia. Pada abad yang ke 17 spiritualitas modernitas mulai mempengaruhi dunia.

Kebangkitan Spiritualitas Menjawab Krisis Spiritualitas Global

Spiritualitas pun tak hanya mengacu pada artian tentang agama dan Tuhan saja, akan tetapi spiritualitas juga mengacu pada beberapa aspek misalnya seperti yang pada mengacu terhadap alam.

Kesadaran manusia untuk mengembalikan sebuah keindahan alam yang mana semakin terkikis karena perkembangan zaman modern yang sangat pesat. Kesadaran manusia tentang spiritualitas dengan alam akan menjadikan alam kembali indah seperti pada zaman sebelumnya. Kebangkitan spiritualitas disini sangat dibutuhkan pada masa modern ini agar dapat membangun kembali apa yang sudah rusak dan apa yang telah hilang akibat berkembangnya zaman ke zaman modern.

Spiritualitas yang terbuka untuk sebuah eksperimen seperti kelompok gerakan New Age bisa menjadi jalan untuk kebangkitan spiritualitas pada zaman modern.

Gerakan New Age dianggap akan dapat menjadi sebuah jalan atau petunjuk dalam mencari apa dan siapa itu Tuhan dan dapat melahirkan sikap toleransi dalam diri manusia dengan agama-agama yang ada didunia. Gerakan New Age juga dianggap tergolong sebuah kelompok yang juga mementingkan masalah-masalah di masa lampau dan mengoreksinya, gerakan ini juga memikirkan masalah-masalah yang banyak terjadi dimasa modern ini. Misalkan seperti masalah modern yang tidak dapat dipecahkan berdasarkan sebuah tradisi saja, maka mereka memerlukan atau membutuhkan cara lain untuk memecahkan ataupun menyelesainkan masalah yang sedang mereka hadapi dalam kehidupan ini.

Spiritualitas Pada Era Modern 1

Banyak dari masyarakat Barat modern yang memberi asumsi dengan secara aprori bahwa pandangan dapat dan seharusnya berubah. Dimaksudkan disini bahwa bagaimanapun kondisi dan keadaannya meski ada dari beberapa masyarakat barat yang sudah merasa puas akan kehidupannya ada dikelilingi dengan kemewahan dan merasa kehidupannya sudah nyaman, pasti pemikiran itu akan berubah saat dia merasakan dalam dirinya ada sebuah kekurangan akan kepeduliannya pada sang pencipta.

Dia akan mencari tahu mengenai beberapa hal mengenai sang pencipta, dengan begitu akan muncul nilai spiritualitas dalam dirinya dengan sendirinya. Merasa pentingnya mempunyai sebuah pengetahuan akan spiritualitas membuat dia akan mendalami dan mengembangkan nilai spiritualitas itu sendiri.

Spirtualitas empati, dimana untuk  berlangsungnya sebuah kebangkitan spiritualitas juga dibutuhkan yang namanya sebuah empati. Empati yaitu adanya sebuah rasa kepedulian terhadap orang lain yang ada disekitar, merasa pernah mengalami hal yang serupa dan mengerti akan jalan pikirann orang. Maka munculah rasa empati tersebut terhadap orang-orang yang ada disekitar.

Dimana orang yang sudah paham akan maksud spiritualitas sangat diharapkan agar akan dapat membagi tentang pengetahuannya akan spiritualitas kepada orang-orang yang tidak paham bahkan tidak tahu sama sekali tentang apa itu spiritualitas. Dengan adanya orang-orang yang mempunyai sikap empati yang cukup besar juga dapat sangat berpengaruh besar untuk perkembangan sebuah spiritualitas pada zaman modernitas. Jadi spritualitas empati ini sangatlah penting bagi perkembangan spiritualitas pada era modern, sikap empati sangat berperan besar untuk perkembangan spiritualitas bukan hanya didunia barat, melaikan diseluruh dunia.

Back to top