Bukti Tanda Spiritual Yang Terpendam

Bukti Tanda Spiritual Yang Terpendam – Spiritualitas berasal dari kata ‘spirit’ yang mempunyai arti jiwa. Spiritualitas ialah pengalaman manusia secara umum dari suatu pengertian akan makna, tujuan dan moralitas.

Berikut ini adalah definisi spiritualitas menurut beberapa ahli :

– Parks menggambarkan spiritualitas sebagai suatu pencarian personal untuk menjadi berarti, transenden, menyadari keseluruhan jiwa, mencari tujuan, dan memahami spirit sebagai yang menghidupkan esensi pada hidup.

– Dewit Weaver (dalam McEwen, 2004) mengartikan spiritualitas sebagai bagaian dari dalam diri individu (core of individuals) yang tidak terlihat (unseen, invisible) yang berkontribusi terhadap keunikan serta dapat menyatu dengan nilai-nilai transendental (suatu kekuatan yang maha tinggi/high power dengan Tuhan atau God) yang memberikan makna, tujuan, dan keterhubungan. http://www.shortqtsyndrome.org/

– Spiritualitas juga didefinisikan sebagai sesuatu tindakan untuk membuat dan mencari makna melalui rasa keterhubungan pada dimensi yang melebihi diri sendiri (Reed, dalam McEwen, 2004).

– Definisi lain menyatakan bahwa spiritualitas ialah sebuah prinsip hidup seseorang untuk menemukan makna dan tujuan hidup serta hubungan dan rasa keterikatan dengan sesuatu yang misteri, maha tinggi, Tuhan, atau sesuatu yang universal (Burkhardt, dalam McEwen 2004).

Bukti Tanda Spiritual Yang Terpendam

– Tischler (2002) menyatakan bahwa spiritualitas mirip dengan suatu cara yang berhubungan dengan emosi atau perilaku dan sikap tertentu dari seorang individu. Menjadi seorang yang spiritual berarti menjadi seseorang yang terbuka, memberi, dan penuh kasih.

– Larson (2003) mengatakan bahwa spiritualitas mengacu kepada orientasi seseorang terhadap pengalaman-pengalaman transedensi atau karakteristik hakiki dari kehidupan, seperti makna, arah dan tujuan hidup, serta keterkaitannya. Kadang-kadang spiritualitas mengacu pada pencarian hal-hal suci di dalam kehidupan.

– Spiritualitas adalah sebuah bentuk multidimensi dan dinamis. Emmons (2003) mengatakan bahwa sangatlah terlalu sederhana untuk menganggap spiritualitas sebagai tingkah laku yang pasif dan statis yang dimiliki seseorang, atau perilaku yang terikat di dalamnya, seperti ritual- ritual.

– Friedman et al mendefenisikan spritualitas sebagai suatu proses aktif dan positif yang melibatkan pencarian aktivitas-aktivitas yang mengembalikan seseorang kepada rasa keterpaduan (coherence), menuju kualitas keutuhan dan kedamaian dalam diri.

– Beberapa ahli juga menyamakan konsep spiritualitas dengan agama atau praktik-praktik keagamaan (Emblen & Halstead, 1993; dalam Smith, 1994). Menurut mereka, spiritualitas tak bertentangan dengan agama, tetapi spiritualitas merupakan fenomena yang lebih inklusif. Bagi beberapa individu, spiritualitas dapat dihubungkan serta diungkapkan melalui agama formal, sedangkan bagi sebagian individu yang lain, spiritualitas dianggap tidak berkaitan dengan keyakinan-keyakinan keagamaan ataupun afiliasi keagamaan yang lainnya (Elkins, et al. 1998, dalam Smith 1994).

– Secara eksplisit, Piedmont pada tahun 2001 memandang spiritualitas sebagai suatu rangkaian karakteristik motivasional (motivational trait), kekuatan emosional umum yang mendorong, mengarahkan, dan memilih beragam tingkah laku individu. Lebih jauh, Piedmont tahun 2001 mendefinisikan spiritualitas sebagai usaha individu untuk memahami sebuah makna yang luas akan pemaknaan pribadi dalam konteks kehidupan setelah mati (eschatological).

– Elkins, dkk (dalam Smith, tahun 1994) mendeskripsikan bahwa spiritualitas dari perspektif humanis dan eksistensial dengan menciptakan definisi dari tulisan- tulisan Maslow, Dewey, dan Frankl tentang potensi-potensi positif manusia. Elkins, dkk. lalu memandang spiritualitas sebagai suatu fenomena yang secara potensial berada di dalam diri setiap manusia. Menurut mereka, spiritualitas bisa diartikan sebagai jalan untuk menjadi serta mengalami kesadaran spiritual yang diperoleh melalui kesadaran dimensi transendental yang ditandai oleh nilai-nilai yang mampu diidentifikasi baik yang datang dari diri sendiri, orang lain, alam, kehidupan maupun nilai-nilai yang mengarahkan seseorang untuk mencapai tujuan puncak (Ultimate).

Sementara itu, Piedmont pada tahun 2001 mengembangkan bahwa sebuah konsep spiritualitas yang disebutnya sebagai Spiritual Transcendence, yaitu adalah kemampuan individu untuk berada di luar pemahaman dirinya akan waktu dan tempat, serta untuk melihat kehidupan dari perspektif yang lebih luas dan juga objektif. Perpektif transendensi tersebut adalah suatu perspektif di mana seseorang melihat satu kesatuan fundamental yang mendasari beragam kesimpulan akan alam semesta. Konsep ini terdiri atas tiga aspek, yaitu:

1. Prayer Fulfillment (pengamalan ibadah), yaitu sebuah perasaan gembira dan bahagia yang disebabkan oleh keterlibatan diri dengan realitas transenden.

2. Universality (universalitas), yaitu sebuah keyakinan akan kesatuan kehidupan alam semesta (nature of life) dengan dirinya.

3. Connectedness (keterkaitan), yaitu sebuah keyakinan bahwa seseorang merupakan bagian dari realitas manusia yang lebih besar yang melampaui generasi dan kelompok tertentu.

Hal-hal berbau spiritual memang sulit untuk dimengerti oleh kita. Meski begitu, ada sejumlah hal yang tak biasa seperti kekuatan supernatural yang sebenarnya bisa menjadi bagian dalam diri kita. Meskipun jarang kita sadari, kemampuan spiritual dalam diri kita ternyata bisa muncul melalui tanda-tanda tertentu.

Oleh karena itu, kita perlu memahami tanda dan munculnya waktu spritual. Berikut ini merupakan lima tanda bahwa kamu mengalami sebuah karunia spiritual.

1. Kamu memiliki empati yang tinggi

Mempunyai rasa empati yang tinggi bukanlah hal yang mudah untuk didapatkan. Tak semua orang memiliki perasaan yang peka, sensitif serta spesial. Oleh karena itu, orang yang mempunyai empati yang tinggi sering kali dianggap punya sebuah karunia spiritual yang nyata.

Itu dikarenakan mereka mampu membuat ikatan yang kuat dengan orang lain hanya dengan merasakan energi. Kepekaan mereka terhadap suatu hal merupakan anugerah yang dapat membuat pandangan lebih baik tentang dunia.

Selain itu, orang-orang dengan empati yang tinggi juga dianggap istimewa karena mereka mempunyai persepsi tersendiri ketika memandang orang lain.

2. Kamu sering mengalami pandangan yang benar terjadi di dunia nyata

Apakah kamu sering mendapatkan perasaan aneh tentang sesuatu dan hal itu benar-benar terjadi? Atau kamu sering memiliki mimpi aneh yang dalam waktu singkat terwujud dalam kehidupan nyata?

Penglihatan tentang sesuatu yang belum pernah kamu alami, namun selalu terjadi di masa depan merupakan sebuah tanda yang tak boleh diabaikan mengenai kemampuan spiritual. Kemampuan tersebut dianggap karunia spirtual yang jarang dimiliki oleh banyak orang. Hal tersebut bisa dibilang sebagai kemampuan untuk meramal.

3. Membuat dunia baru dengan imajinasi

Orang-orang introvert mungkin kerap kali dipandang sebelah mata dengan kesendirian mereka. Meskipun sering dianggap kesulitan bersosialisasi, mereka justru diberikan anugerah spiritual untuk menciptakan dunia baru.

Daya imajinatif dan kreativitas yang amat kuat tertanam dalam kepala mereka. Tak jarang mereka punya pandangan yang berbeda ketika melihat dunia. Mungkin reaitas dunia terlalu keras dan tak cocok bagi mereka. Walau begitu mereka punya kekuatan terpendam untuk  menciptakan hal baru dengan kreativitas yang mereka punya.

Bukti Tanda Spiritual Yang Terpendam 1

4. Sering bangun di waktu-waktu ini

Jika kamu memiliki kebiasaan bangun pada jam 3-4 pagi secara teratur, tak hanya untuk pergi ke toilet. Hal tersebut bisa membuatmu bertemu dengan waktu-waktu spiritual. Bangun di sela-sela waktu tersebut dapat menjadi pertanda ada roh ataupun hal spiritual lainnya yang ingin berkomunikasi dengan kita.

Biasa jadi kamu bangun dikarenakan ada sesuatu hal spiritual yang tak kita sadari untuk melakukan pertukaran pesan dengan kita.

5. Mengalami mimpi buruk

Mengalami masalah kesulitan tidur bisa terjadi karena mimpi buruk. Di balik mimpi tersebut, ada sebuah kemungkinan yang berkaitan dengan sifat emosional dalam diri kita. Setiap mimpi pasti memiliki makna dibaliknya. Oleh karena itu, kamu bisa menggali mimpi lebih dalam untuk mengetahui apa penyebab munculnya mimpi tersebut.

Jika kamu sudah bisa paham dan mengetahui sumber masalah dalam mimpimu. Hal tersebut bisa terkait dengan adanya kemungkinan bahwa kamu memiliki kemampuan istimewa untuk mengendalikan mimpi.

Ricardo Steward

Back to top